Rabu, 21 September 2016

Harmoni Keluarga Ultras dan Persegres Gresik United

Satu bersama kita kuat
Satu bersama kita hebat
Dalam satu lingkaran kebersamaan
Kita merapat tuk satu tujuan

Kan ku jaga semangatmu
Kan ku ukir di jiwaku
Demi kejayaan Gresik Unitedku
Lepaskan semua egomu
Tunjukkanlah loyalitasmu
Ultras Gresik kan selalu mendukungmu
           (Ukiran Jiwa-Ultrasmania Gresik)

          Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, sayup-sayup terdengar suara Ultrasmania di Sektor 5 sedang menyanyi dengan semangat untuk mendukung tim kesayangan mereka, Persegres Gresik United. Meski pertandingan berlangsung cukup malam, namun hal itu ternyata tidak mengurangi semangat para Ultras untuk terus menyanyi sepanjang pertandingan.
         Hari itu entah yang keberapa kalinya saya salut mendengar suara nyanyian Ultras yang tak kenal lelah bernyanyi dan bergerak membuat koreografi. Terlihat luar biasa bagi kami yang berada jauh dari tribun Sektor 5, bahkan sampai merinding dan terharu melihatnya.
       Pemain-pemain asli Gresik tidak pernah dapat memungkiri bahwa peranan Ultras begitu besar bagi performa tim. Hal itu pula yang membuat mereka enggan pergi dari publik Gresik. Tak jauh beda dengan pemain-pemain asli Gresik, para pemain yang berasal dari luar Gresik pun mengatakan bahwa Ultras merupakan suporter yang luar biasa. Loyalitasnya sudah tak perlu dipertanyakan lagi.
        Kekaguman saya berlanjut ketika terjun langsung dalam penyusunan profil pemain Persegres Gresik United untuk buletin Joko Samudro News. Mencari info dan mewawancarai pemain bukan hanya tentang tim, melainkan juga bagaimana kesan mereka terhadap atmosfir sepakbola di Gresik, Ultrasmania khususnya. Hampir semua pemain mengatakan bahwa Ultras menjadi salah satu faktor terkuat yang membuat mereka betah berada di Gresik.
          Sekian banyak pemain yang sempat saya tanya pendapatnya perihal Ultras, saya paling ingat dengan perkataan dari Muhammad Rifqi, “Seumur hidupku, baru ini didukung suporter yang loyal.”
         Pelatih-pelatih yang sempat menangani Persegres Gresik United juga mengutarakan hal yang sama. Beberapa waktu lalu, Coach Liestiadi sempat mengatakan, “Tanpa Ultras, Persegres bukanlah apa-apa.”
Seminggu yang lalu, saya sempat bertemu dengan Coach Widodo dan saat itu beliau langsung berkata, “Ultras luar biasa ya sekarang!” 
Tak jauh beda dengan yang beliau utarakan pada saya ketika tahun lalu meminta ijin untuk foto tim sebagai kado ulang tahun Ultras, “Kami bukan apa-apa tanpa Ultras.”

We are not just a team, we are family. (Sumber: https://twitter.com/persegresfc)

    Perkembangan jaman pun memiliki peran penting terhadap Ultrasmania. Teknologi ponsel yang memudahkan masyarakat untuk bersosial media membuat jarak antara manajemen, pelatih, pemain, dan Ultras lebih dekat. Sebut saja aplikasi Instagram, siapa yang tidak punya aplikasi tersebut di ponselnya. Berbagai macam foto dan video yang diunggah pemain dan Ultras membuat pengalaman mereka makin meluas dan diketahui khalayak banyak.
     Bahkan pemain seperti Riyandi Ramadhana, Inkyun Oh, dan Patrick da Silva seringkali berbalas komentar dengan Ultrasmania. Hal ini secara tidak langsung membuat masing-masing elemen penentu kesuksesan tim semakin dekat dan akrab. Seperti yang pernah ditampilkan pada koreo Ultras, ‘Kemenangan Berawal dari Keharmonisan.’
     Sadarilah bahwa sebenarnya kesuksesan sebuah tim bukan hanya bergantung pada pemain atau pelatih saja. Jika tim adalah keluarga kecil, maka manajemen, pelatih, pemain, dan suporter adalah sebuah keluarga besar. Kesuksesan sebuah keluarga ditentukan oleh bagaimana kekompakan anggota di dalamnya. Masing-masing mampu menjalankan peranannya dengan baik. Ya, kesuksesan Persegres Gresik United bergantung pada kekompakan tim dan Ultrasmania.


Gresik, 21 September 2016