Selasa, 11 Desember 2012

Bersembunyi Dibalik Topeng Pernikahan

9 Desember 2012 17:15


Berita mengenai pernikahan siri yang berkahir dengan cepat antara mantan Bupati Garut Aceng Fikri dengan Fany Octora sudah bukan menjadi kabar burung lagi. Berita yang mneyebutkan bahwa usia pernikahan mereka hanya sekitar 4 hari tersebut sudah dibenarkan sendiri oleh keduanya dan proses talak pun hanya dilakukan Aceng lewat short message service (sms) saja.
Sempat merasa biasa dengan berita semacam ini, tapi setelah mencoba flash back beberapa kasus sebelumnya. Ya, hal seperti ini sudah sangat banyak terjadi di Indonesia. Terkesan begitu mudah menikah lalu bercerai. Padahal dalam agama Islam sendiri sudah diatur bagaimana adab menikah. Namun, sepertinya beberapa orang masih menyalahgunakannya sebagai kedok agar terhindar dari dosa berzina. Lalu sebenarnya siapa yang harus disalahkan?
Menikah dalam Islam adalah sebuah ibadah karena bertujuan untuk meneruskan keturunan. Adabnya hanyalah melalui proses ijab kabul yang dilakukan oleh pihak mempelai pria dengan wali dari pihak wanita. Selain itu terdapat saksi-saksi dari kedua belah pihak mempelai. Sedangkan untuk proses secara hukum, di Indonesia memerlukan ijin dari Kantor Urusan Agama (KUA) setempat, hal tersebut bertujuan untuk mendata warga negara yang telah menikah.
Kebanyakan orang menganggap bahwa pernikahan yang dilakukan hanya secara ijab kabul adalah pernikahan siri. Padahal sebenarnya tidak ada istilah mengenai pernikahan siri atau tidak. Itu hanyalah sebuah istilah untuk pernikahan secara agama yang sebenarnya memang sudah sah, namun karena tidak dengan memberikan surat keterangan pada KUA, hal tersebut dianggap menyalahi norma yang ada di Indonesia.
Pernikahan seringkali digunakan sebagai alasan agar terhindar dari zina, untuk itu lebih baik disahkan saja terlebih dahulu. Selain itu terdapat juga alasan poltik maupun ekonomi yang menghalalkan pernikahan siri atau secara agama seperti ini. Bahkan kawin kontrak pun sudah bukan hal yang tabu lagi jaman sekarang. Sebuah pernikahan hanya dijadikan topeng untuk mendapat keuntungan lebih, padahal belum tentu yang dinikahkan juga mau menjalaninya. Jika nanti ada hal-hal buruk yang terjadi setelah pernikahan, barulah pihak keluarga menyesal telah menikahkan putrinya.
Dalam kasus seperti ini, wali dari pihak wanita patut dipersalahkan atas haknya menikahkan putrinya. Seharusnya sebelum menikahkan putrinya, ia harus mengukur bibit bobot dan bebet dari calon mempelai pria, apakah ia baik atau tidak. Meskipun baik buruknya sesuatu merupakan hal yang relatif, tapi setidaknya dari pihak keluarga akan memberikan ukuran-ukuran tertentu untuk putrinya. Karena pernikahan bukanlah sebuah permainan, tanggung jawabnya besar pada Allah SWT.
Menikah adalah sunnah, tapi akan manjadi wajib ketika kedua calon telah sama-sama siap lahir dan batin. Jangan menikah karena uang dan janganlah menunda menikah karena uang pula. Menikahlah karena rezeki itu akan Dia turunkan setelah kamu menikah. 

Selasa, 13 November 2012

Talk Less Do More : Hubungan Seperti Apa yg Kau Inginkan?

Siapapun pasti sudah tidak asing dengan istilah "talk less do more". Ya, slogan dalam salah satu iklan rokok terkenal itu memberikan sedikit gambaran untuk para penonton bagaimana cara bertindak dalam keadaan mendesak. Setidaknya, kalau dalam kehidupan sehari-hari sebenarnya akan lebih menggambarkan realita yang ada. Bagaimana orang-orang lebih banyak berbicara tentang masa depan tanpa mamperhitungkan apa yang akan terjadi ketika hal tersebut diwujudkan.

Dalam hal berhubungan (baca:pacaran), masing-masing biasanya akan memiliki banyak tuntutan atau aturan yang mereka katakan sebagai bentuk rasa sayang. Tapi terkadang hal itu malah menjebak menjadi sebuah pembalasan perilaku yang berulang. Seperti beberapa kali kalau ada yang mengatakan bahwa pasangannya suka melihat cewek lain atau memberikan perhatian padanya, akhirnya si cewek pun membalasnya dengan memberikan perhatian pada cowok lain. Lalu kapan akan berhenti? Saat sudah putus? 

Sebenarnya akan terasa ringan saat mampu membayangkan hubungan yang kondisinya 'talk less do more'. Sedikit mengumbar kemesraan (seperlunya) tapi mampu mewujudkannya dengan perilaku yang menunjukkan rasa sayangnya. Tapi bagaimana caranya? 

Terlihat mudah memang saat mengatakannya, tapi saat mencoba mewujudkannya akan selalu ada hambatan. Paling sering adalah bagaimana cara mengendalikan pikiran dari negative thinking. Berpikir positif memang tidak selalu baik, tapi setidaknya hal tersebut akan lebih menguntungkan sebuah hubungan. Lebih terjaga tepatnya.

Menjaga hati mungkin mudah, tapi menjaga pandangan dan pikiran belum tentu mudah. Perlu pengendalian diri yang baik yang menggambarkan kesetiaan. Ini bukan berarti masing-masing tidak boleh berhubungan teman atau sahabat dengan lawan jenis, tapi bagaimana mereka mampu menjaga jarak karena telah memilih. Berhubungan bukanlah merenggut kebebasan individu, melainkan mempertahankan hak asasinya dengan memahami bagaimana menjaga hak bersama. 

Terbuka bukanlah menceritakan segalanya pada pasangan. Dan jujur bukanlah selalu mau mengakui jika memang ia tidak salah. Sabar menghadapi pasangan memanglah sebuah keharusan, tapi ketika sebuah keterbukaan dan kejujuran mulai disalah artikan, maka tegaslah. Tegas untuk dirimu dan dia.

Senin, 29 Oktober 2012

Keindahan yang Tak Ternilai

Puisi yang puitis sudah biasa, rayuan gombal sudah sering terdengar, dan janji bersama juga sangat biasa terjadi meski tak pernah tahu apakah itu akan selamanya atau tidak. Tapi sebuah keindahan yang tidak pernah bisa terlukiskan adalah ketika sebuah keyakinanmu diwujudkan oleh-Nya. Ya, keyakinan yang memang tak ada wujudnya. Hanya dapat dirasakan dan mungkin dipahami untuk beberapa saat saja.

Keindahan yang dulu dibanggakan oleh banyak orang dulu (baca : dewasa ), kini akhirnya dapat ku ketahui dan ku rasakan. Terlihat jauh melebihi ekspektasiku mungkin, bahkan akan sedikit terdengar lebay. Tapi ku pikir inilah saat Dia memberikan nikmat-Nya.

Tak ada yang tak pernah berharap akan menemukan seseorang yang dirasa mampu melengkapi hidupnya dengan cara yang indah. Bahkan jatuh cinta dengan cara seperti apapun itu terkadang tidak disadari. Karena cinta sendiri sangat sulit untuk dipahami artinya. Tapi keindahannya sungguh-sungguh tak terlukiskan bukan? Rasanya bahagianya juga takkan ternilai.

Membayangkan keindahan seperti ini dulu hanya terlintas dalam benakku setiap kali membaca novel-novel karya Habbiburrahman El Sirazy. Noverl-novel islaminya membuatku membayangkan bagaimana rasanya jatuh cinta dengan proses yang begitu cepat meski dengan orang yang baru saja dikenal. Ku pikir itu mustahil di jaman sekarang, yang ada adalah adaptasi untuk saling mengenal baru kemudian pacaran.

Mungkin terdengar bodoh saat aku memimpikan seseorang yang akan menjadi imamku kelak. Apalagi melihat perkembangan jaman seperti sekarang ini yang tentu saja semuanya terasa bebas dan tak berjarak. Jarang sekali ada toleransi diantara mereka, yang ada hanya tuntutan untuk saling terbuka. Nyatanya kini aku mengalaminya, sosok yang tak pernah ku sangka mampu menaklukkanku dengan cara berbeda. Cara yang yang selama ini hanya ku yakini ada di novel saja.

Dia memiliki cara yang indah untuk membuatku berubah perlahan, menjadi lebih baik. Dia juga memberikan hidayah-Nya padaku begitu indah dan begitu cepat, meski harus lewat orang lain. Dia yang menyadarkanku betapa indah nikmat yang selalu Dia berikan untukku.

Terima kasih Tuhan, Engkau telah memberiku nikmat terindah ini.. :)

Senin, 08 Oktober 2012

Indahnya Nyanyian Alam


Ada sedikit cerita di sini, di tempatku berdiri dan memandangmu sekian lama. Tak ada kata-kata, yang ada hanya makna. Beribu makna yang tak mungkin ku pahami satu persatu. Deburan ombak dengan rintik hujan menemaniku.

Dan aku mulai bercerita. Ku dengar kau berdendang, bergemericik, bersahutan dengan mereka, kemudian bersambut halus menyerang kakiku. Aku tersenyum, dan menangis seolah kau memberiku ketenangan hingga aku mampu melepas sejenak bebanku. Kembali menyusun kepingan semangat yang sempat terberai.

Ada kata yang tak pernah ku ucapkan di sini. Entah kenapa, di sini aku tak pernah mampu mengucapkannya padamu. Hanya berdiri memandangmu dari kejauhan, menikmati indahnya dirimu. Dihiasi teduhnya pemandangan yang semakin membuatku merasa tak bosan menikmatimu. Bahkan hingga akhirnya waktu memanggil untuk segera melepasmu.

Dari sekian banyak tulisanku tentangmu, kau tahu selalu saja iringan lagu Padi ataupun Westlife tak pernah ku lepas. Bagiku cerita tentangmu tak pernah usai. Tuhan tak pernah berhenti menunjukkan kebesaran-Nya. Keindahan itu yang selalu ku rindukan, dan akan selalu ku rindukan. Hingga nanti semuanya benar terjadi dan aku hanya dapat duduk terdiam menitikkan air mataku untuk melepasmu, kenangan kita.

Rabu, 19 September 2012

Goa China : Pantai Indah di Desa Terpencil


09 September 2012

Rencana ini berawal dari keinginanku untuk kembali pergi memantai bersama teman-teman. Sudah dari sekitar 2 bulan lalu, namun tak kunjung terealisasi. Hingga akhirnya rencana minggu ini pun hampir gagal karena bertabrakan dengan beberapa agenda teman-teman. Untung saja beberapa teman lainnya mau menggantikan mereka.

Tepatnya sekitar tanggal 5 September kami berlima memutuskan untuk pergi ke Malang. Berdasarkan informasi dari kakak sepupuku yang pernah ke pantai ini, katanya masih asli dan pasirnya pun bagus. Kami pun berkeliling Malang dahulu baru keesokan harinya ke pantai ini.

Jaraknya sekitar 69 km dari Kota Malang, perjalanan ditempuh sekitar 1,5-2 jam. Jalan yang ditempuh hampir sama dengan jalan menuju Pantai Sendang Biru, Bajulmati, dan Balekambang. Hanya saja berbeda belokan saat berada di Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Kalau dari Pantai Sendang Biru, mungkin jaraknya sekitar 6 km. Jalan yang ditempuh tentu saja jalanan khas pegunungan yang naik turun dengan tikungan-tikungan tajam mengawali petualangan kami sebelum sampai di pantai.

Saat ada pertigaan besar ada petunjuk arah ke Pantai Sendang Biru lurus, sedangkan Pantai Goa China ke kanan. Saat itulah pemandangan khas pegunungan yang naik turun mulai terlihat indah. Sesekali memang dikejutkan dengan turunan yang tajam. Kata teman-teman seperti naik jet coaster yang mengocok isi perut. Nanti di turunan terakhir ada tulisan kecil yang bertuliskan “Goa China 800 m”.

Jalanan masuk ini khas jalanan desa yang masih terpencil. Dipenuhi batu dan kapur, untuk yeng berkendara motor harus sangat berhati-hati karena beberapa batu agak tajam. Karena masih belum diaspal, masuk menuju pantai jadi terasa lebih lama. Akan tetapi, nanti setelah mencapai bibir pantai dan melihat keindahan khas laut selatan, semua lelah akan hilang dengan sendirinya.

Pasir putih dengan sedikit rumah-rumah keong yang telah hancur menjadi pemandangan tersendiri. Kemudian beberapa pulau kecil juga melindungi besarnya ombak laut selatan. Di ujung sebelah kanan pun ada petunjuk menuju Goa China yang menjadi sejarah nama pantai ini.





Bibir pantainya agak terpisah dengan karang di laut. Dilumuri lumut hijau yang menambah keindahan air laut yang jernih, serta ombak yang menantang ketika akan bermain air di pinggir pantai. Selain itu, dari pantai ini pun dapat terlihat Pulau Sempu yang tertutup pohon-pohon hijau.



Terbius Keindahan Pulau Sempu dan Segara Anakan


20 Juli 2011

Sekitar 5 hari lalu aku secara mendadak menyetujui untuk ikut teman-temanku berekspedisi ke salah satu pulau yang terkenal dengan segara anakannya. Ya, Pulau Sempu. Pulau yang berada di daerah Malang Selatan ini terkenal masih asli dan begitu membuat penasaran siapa saja penikmat adventure.

Ditempuh sekitar 2 jam dari Kota Malang dengan melewati Pantai Sendang Biru, pulau ini terkenal juga sebagai taman wisata yang dilindungi. Karena itu dikabarkan tidak sembarang orang dapat memasuki dan bercamping ria di sana.

Dulu aku memang pernah ke Pantai Sendang Biru, namun itu sudah sekitar 4 tahun yang lalu. Dan pemandangan di sana memang tidak seperti pantai-pantai biasanya. Pantai ini tertutup luasnya Pulau Sempu, sehingga ombak laut selatan yang masuk masih terlampau tenang. Perahu-perahu nelayan pun bebas di parkir di pinggiran pantai.



Kami berangkat ke Malang agak terlambat dari jadwal, kami berangkat dari Surabaya sekitar jam 6 sore. Sebelumnya kami harus pergi ke Mojokerto untuk menjemput saudara temanku. Kami berangkat berenam, dan sayalah yang paling cantik diantara pemuda-pemuda ini. Hehehe

Kami berangkat dari Mojokerto sekitar jam 8 malam, lalu langsung mengudara ke Malang. Hingga sampai di daerah Turen sekitar jam 11 malam. Jalan menuju Sempu tentu saja sama dengan ke Pantai Sendang Biru. Melewati jalan berliku dengan tikungan-tikungan tajam khas pegunungan yang naik turun. Tak terasa kami pun tiba di Sendang Biru sekitar jam 2 malam. Ya, saat-saat paling tidak tepat untuk menikmati angin pantai yang dingin.

Kami baru menyeberang ke Pulau Sempu esok harinya. Karena tidak ingin menyalahi prosedur yang ada, kami meminta ijin pada pengelola untuk pergi ke Pulau Sempu. Dan setelah surat ijin telah kami dapatkan, kami segera meminta nelayan untuk mengantarkan kami menyeberang. Biaya menyeberang pergi-pulang sekitar 100 ribu untuk 1 perahu. Nanti sesuai perjanjian, kami akan dijemput lagi.

Jalanan menuju Segara Anakan tidaklah mudah, kami harus melewati hutan basah yang tentu saja banyak hewan-hewan penghuninya. Untuk mengantisipasi kaki lecet atau terluka, sebaiknya menggunakan sepatu atau sandal yang memang untuk tracking. Karena saya mengalaminya sendiri akibat kesalahan memakai sepatu.

Perjalanan melewati hutan basah ini ditempuh sekitar 2 jam dari penyeberangan. Padahal jaraknya dengan Segara Anakan hanya sekitar 2,5 km. Tapi karena yang dilewati berupa hutan yang masih asli, ya siapkan fisik dan bawa air minum secukupnya untuk berjaga-jaga. Ada pula yang membawa kompor gas, LPG, hingga air gallon untuk berjaga-jaga mungkin yang ingin menginap. Oh iya, jangan lupa untuk yang ingin beristirahat agar membawa tenda atau tikar. Karena siang hari tetap panas.


Perjalanan kami dihargai sangat mahal setelah akhirnya kami pun tiba di Segara Anakan. Sungguh indah ciptaan-Nya. Pantai yang masih asli, dikelilingi pohon-pohon rimbun, dan sesekali terdengan deburan ombak yang menabrak karang di ujung pulau menjadi pemandangan yang tak terlupakan. Bahkan untuk berenang atau bermain air di tengah pun tidak perlu takut, karena airnya tidak terlalu dalam seperti pantai-panti biasanya. Pasir pantainya yang halus pun masih dapat digunakan untuk berlarian atau malah bemain futsal bersama.


Selain itu ada beberapa monyet yang biasanya berlalu-lalang menggoda pengunjung atau bahkan mengambil makanan milik pengunjung. Tapi tentu saja mereka pada dasarnya tidak mengganggu pengunjung yang sedang menikmati pantai. Hanya saja agak sedikit kecewa setelah pulau ini mulai ramai dikunjungi orang, banyak sampah yang berserakan. 

Serunya Bermain di Pantai Tambakrejo

2 Desember 2010
  
Blitar merupakan daerah yang luas, terdiri dari Kabupaten dan Kota membuatnya terlihat berpotensi menjadi tempat wisata yang indah. Apalagi kota ini sebenarnya merupakan dataran tinggi dan berada di daerah selatan Jawa Timur. Seperti yang sering dibicarakan banyak orang, pesisir selatan memiliki keistimewaan tersendiri dengan panta-pantainya. Ya, pantai yang indah dengan pasir putih dan volume ombak yang besar menjadi ketertarikan saya untuk selalu berkunjung ke pantai-pantai selatan.

Kali ini tujuan saya adalah menuju Pantai Tambakrejo di daerah Kademangan, Blitar. Awalnya saya agak sangsi dengan keindahan pantai ini, namun karena Om saya mengatakan bahwa pantai itu juga terkenal karena adanya pasar ikan, akhirnya saya pun menyetujui untuk pergi ke sana. Kami berangkat dengan rombongan satu mobil avanza penuh. Bersama dengan ketiga sepupu, ponakan, ibu, serta om dan tante kami berangkat siang itu.

Tante dan om menjelaskan bahwa mereka mengetahui pantai itu juga karena tante yang merupakan guru di salah satu sekolah di daerah tersebut. Jaraknya agak jauh memang dari kota, ditempuh sekitar 45 menit sampai satu jam. Seperti pada pantai-pantai di daerah lain, jarak masuk antara jalan besar dengan pantai masihlah kurang layak. Perjalanan kami juga dihiasi dengan pemandangan bukit-bukit yang saat itu kering, mungkin karena bersamaan dengan musim panas.

Sesampainya di pantai, terlihat ada pasar ikan dan berbagai macam warung yang dibuka. Begitu juga dengan kamar mandi umum dan mushola yang ramai digunakan oleh pengunjung. Beberapa nelayan sepertinya baru saja kembali dari aktivitasnya mencari ikan. Mereka terlihat tak kesulitan akan menjual ikannya kemana, karena beberapa pengunjung langsung mendekati untuk membeli ikan hasil tangkapan mereka.

Kami menunggu sejenak di bibir pantai, ada tempat istirahat yang sudah disediakan oleh pemerintah. Ya, bentuknya memang mirip dengan rest area, hanya saja tipe mininya.

Adik-adik sepupuku langsung saja melepas sandalnya menuju lautan, disusul dengan kakak sepupuku yang menggandeng keponakanku. Aku pun tak mau ketinggalan, hanya tinggal menitipkan sandal pada ibuku dan langsung berlari menyusul mereka.

Pantai ini memiliki sedikit perbedaan dengan pantai yang sebelumnya ku kunjungi. Karena ombak laut selatan yang terkenal menyeramkan, salah satu sudut bibir pantai dibangun sebuah tembok tinggi untuk menahan deburan ombak. Cukup aman untuk bermain anak kecil jika berada di dekat tembok ini.

Pantai ini punya keindahan yang khas sebagai pesisir laut selatan. Posisinya di tengah bukit-bukit besar yang terlihat indah dari kejauhan dengan warnanya yang hijau. Begitu pula deburan ombak yang besar tidak membuat saya takut bermain air di sini, malah ingin bermain dengan saudara-saudara saya.


Berpetualang Ke Pantai Serang

11 November 2010

Awalnya sama sekali tak ada pikiran untuk pergi ke pantai ini. Namun, karena aku dan temanku, Yani penasaran dengan pantai ini, akhirnya kami pun memutuskan pergi ke sana dengan dadakan. Tak ada persiapan sama sekali menuju pantai yang berada di perbatasan antara Malang dan Blitar ini.

Kami berangkat sudah cukup malam saat itu, ya Jumat malam kami langsung menuju Malang untuk beristirahat sejenak. Bukan bermalam di penginapan, tapi dalam mobil yang terparkir di McD. Terlihat seperti anak perantauan sepertinya. Hehehe

Jadwal untuk keesokan harinya adalah jam 5 pagi harus sudah berangkat dari kota menuju Karangkates. Waduk sekaligus tempat wisata ini menjadi tujuan kami yang pertama untuk melihat matahari terbit, hanya sekitar 30-45 menit saja ditempuh dari Malang kota. Indahnya bagai berada di pantai, karena waduk yang luas disertai dengan bukit yang hijau dipadu dengan sinar matahari yang kekuningan.

Sejenak menikmati dinginnya Karangkates sambil berfoto-foto. Sebagai mahasiswa yang disibukkan dengan kuliah, mungkin baru kali ini refreshing yang benar-benar nekat alias mbolang. :D



Perjalanan selanjutnya adalah tujuan utama kami, yaitu Pantai Serang. Pantai ini jaraknya sekitar 45 km dari Kota Blitar atau dari Kota Malang, dengan waktu tempuh sekitar 1-1,5 jam. Dengan jalanan yang berliku dari Malang dan naik turun gunung, agaknya perlu berhati-hati.

Jalan masuk menuju Pantai Serang agak sedikit membingungkan, karena tanda arahnya hanya bisa dilihat jika perjalanan ditempuh dari Blitar. Tikungannya dari Malang adalah belok ke kiri setelah pasar buah dan bertepatan dengan terminal kecil di dekat hutan jati. Jalan masuknya kecil dan dikelilingi oleh pohon-pohon jati yang tinggi.

Dari jalanan masuk hingga menuju pantai, masih banyak jalan yang rusak atau penuh bebatuan. Arahnya pun tidak bisa diperkirakan, namun jika menanyakan pada warga sekitar, mereka pasti tahu. Biasanya mereka akan memberikan pilihan mau ke Serang atau Jolosutro. Bedanya, pada jalanan agak menanjak jika ke Serang belok ke kanan, sedangkan untuk Jolosutro lurus.

Jalanan ke Pantai Serang ini sempit dan masih banyak bebatuan hingga turunan yang tajam. Namun, keindahan alam sekitar mampu menghapuskan segala lelah selama perjalanan.

Setelah melewati beberapa hektar area sawah, kami menemukan tikungan kecil yang merupakan jalan utama menuju pantai. Kata beberapa orang ibu-ibu yang kami tanyai, jalanannya sedikit becek karena memang jalanan lempung. Tikungan itu ternyata juga merupakan turunan tajam, jadi saat ada mobil lain yang mau keluar atau masuk harus bergantian.

Pantai Serang ini terdiri dari 3 bagian pantai kecil. Salah satunya, yang terbesar biasanya digunakan untuk larung hasil bumi di Blitar. Karena merupakan pantai pesisir selatan, ombak yang cukup deras dan buihnya yang putih terlihat indah. Begitu juga keindahan pantai karena dibatasi oleh bukit-bukit hijau disisi-sisinya.




Setelah cukup puas bermain air dan menikmati indahnya Pantai Serang, kami pun pulang dengan kepuasan yang membuncah. Keindahan pantai ini sungguh sepadan dengan perjalanan yang jauh kami tempuh dari Surabaya.




Senin, 06 Agustus 2012

Pesan Untuk Sahabat


Entah mengapa, beberapa hari ini di tengah kesibukanku mengerjakan berbagai macam tugas, aku justru terpaku saat pergi berjalan-jalan dengan saudara-saudaraku. Aku teringat kalian... Kalian para sahabatku yang tak kenal lelah menemaniku, dengan berbagai macam hal baik dan buruk yang ku lakukan sampai saat ini...

Terwujud beberapa gambaran, mengapa kita dapat melaluinya bersama-sama...
Semuanya...

Karena itu ku tulis ini hanya untuk kalian, sahabatku...

Usia kita mungkin tak terpaut
Dan tangan kita mungkin tak pernah bergandeng
Tapi dalam hati sudah terpatri
nama
keunikan
dan bahkan wajah masing-masing

Ingatkah kalian
Apa yang membuat kita saling mengenal?
Apa yang membuat kita tertawa?
Dan apa yang membuat kita mampu menangis bersama?
Ya, takdir

Dengan segala kekurangan dan kelebihan
Semuanya terasa begitu sempurna

Dengan berbagai macam cobaan
Permasalahan
Pertengkaran
dan perdebatan
kita mampu bertahan
bertahan sampai hari ini
detik ini

Adakah yang ingin kau katakan sobat??
Ya, yang kan slalu terucap
hanyalah Terima Kasih

Beberapa kesempatan terkadang hanya datang sekali...
Karena itu sebelum terlambat, ucapkanlah Terima kasih pada mereka...
Sahabatmu, yang telah menemanimu menjalani hidup ini...

NB :  
-    Sahabat akan benar-benar jadi seorang sahabat jika ia tetap mau menerimamu kembali meski kalian pernah
     bertengkar
-    Sahabat bisa jadi musuh atau pacar, dan musuh atau pacar juga bisa jadi sahabat 

Ini Idolaku, Mana Idolamu?


Aku bersyukur meski tak terlalu pandai dalam pendidikanku, tapi aku memiliki contoh yang baik, dan tentu saja idolaku. Ya, seorang laki-laki yang ku panggil Bapak adalah seseorang yang pas ku sebut idola. Sebenarnya banyak alasan yang membuatku untuk tidak menganggapnya begitu, tapi tidak untukku. Banyak cerita tentang beliau. Dari awal cerita mereka tentangku, pertama kali aku bisa bicara, aku memanggilnya. Mungkin aneh, tapi entahlah. Mungkin itu sedikit alasan mengapa aku terlihat lebih dekat dengan beliau.

Ketertarikanku dimulai saat umurku masih 2 tahun. Kebiasaan membaca koran akhirnya ku bawa sampai sekarang. Mungkin meminum kopi juga iya, tapi ya sudahlah itu bukan ketertarikan yang baik sekarang. Sampai aku sadar dan masih ku ingat betul, beliau mengajarkanku berhitung dengan Bahasa Jepang. Meski tak lancar dan sekarang pun sudah ku lupakan, tapi itu sebuah kenangan indah dan menjadi kebanggaan tersendiri bagi Shinta kecil.

Tak sampai di situ, aku masih diharuskan menghafal angka dan beberapa kosa kata dalam Bahasa Inggris. Memang sepengetahuanku, Bapak memiliki Bahasa Inggris yang baik dalam komunikasi pasif saja. Tapi setidaknya sedikit membuatku lebih berguna dengan status Shinta kecil saat itu. Hingga memudahkanku untuk mempelajari materi-materi Bahasa Inggris lainnya di dunia sekolah. Dan ku tahu itu membuatku berbangga hati karena guruku puas menemukan nilai-nilaiku memuaskan, meski tak stabil tentunya.

Sekarang yang ku ingat adalah pendidikanku di bidang yang tak lain berhubungan dengan hukum dan kewarganegaraan. Yang ternyata memang tak pernah ku temui nilai kurang. Lalu aku sadar, aku telah mendapatkan semua pendidikan itu dari usiaku masih sekitar 3 tahun. Meski itu masih kecil untuk seorang anak TK, tapi mereka percaya pada kemampuanku. Dan aku bersyukur atas itu. Sampai saat ini pun, hingga aku merasa terjebak dalam keingintahuan di bidang hukum, aku mencoba bangkit dan mencari tahu sendiri. Aku sadar, mungkin tak takkan bisa seperti beliau. Tapi apa yang beliau dapatkan membuatku berlagak puas, dan berdecak kagum.

Karirnya memang tak secemerlang Pak Otto Hasibuan atau OC Kaligis. Tapi pengalaman dan lagaknya membuatku benar-benar kagum melebihi kekagumanku mungkin pada Randy Pangalila atau Agus Indra. Aku memang baru sekali mengikuti sidang bersama beliau, itupun di Jakarta. Yang mungkin kasusnya akan terasa lebih besar karena yang diadili bukanlah orang asli sana, apalagi dengan jabatannya saat itu. Tatapannya dalam dan kata-katanya tegas, meski disertai dengan Bahasa Belanda yang aku tak pernah tahu artinya. Tapi saat itu aku benar-benar dibuat menganga oleh orang yang telah menjadi ayahku selama berpuluh-puluh tahun itu. Tak pernah terlihat lagi rasa lelah yang sebelumnya sering ku lihat di rumah.

Dan sebagai orang yang mengetahui apa dan bagaimana bidang hukum itu, beliau tak pernah menggunakannya untu orang-orang terdekatnya maupun dirinya sendiri. Meski itu merugikan dirinya. Terkadang ada perasaan marah atau sedih saat mengetahui bahwa beliau dirugikan. Ku pikir, cukuplah apa yang Bapak ketahui dan pelajari selama ini. Dan tentu saja hal itu dapat digunakan jika beliau sedang dirugikan oleh pihak lain. Toh UU tentang customer atau masalah RS juga sudah ada, terbaru pula. Tapi ternyata tidak, sama sekali tidak ada tuntutan atas peristiwa itu. Bahkan tidak pernah mengajarkanku untuk menuntut pihak-pihak yang merugikan, meski tentu saja aku dapat dengan mudah melakukannya.

Bukan soal tuntutan katanya. Bukan juga soal uang. Rugi memang iya, tapi apa gunanya memiliki pengetahuan lebih dan hanya digunakan untuk membalas kerugian kita. Sedikit, dan tak berulang kata-katanya. Tapi sangat bermakna dalam bagiku. Bahkan ketika aku memutuskan akan bekerja di sebuah lembaga hukum, beliau menolaknya mentah-mentah. Mungkin aku akan merasa marah, tapi ternyata tidak. Karena beliau telah memberiku kesempatan belajar dari pengalaman-pengalamannya sendiri.


NB :
- Berkeinginan memang mudah, tapi apa salahnya berpikir realistis sesuai bakat, minat, dan kesempatan.
- Belajar tak hanya lewat pengalaman diri sendiri, tapi juga dari orang lain.
- Suatu saat kau pasti terjatuh, tapi suatu saat nanti kau juga akan bangkit dan mendapatkan yang terbaik.

Ketika Anda, Dia, dan Saya Sama


Memang di dunia ini sebenarnya tidak ada yang sama, yah dari yang saya pelajari hanya ada kemiripan diantaranya. Meskipun itu kembar identik, tapi memang faktanya mereka hanya serupa tapi tak sama. Namun sebagian besar berpendapat bahwa kesamaan itu bisa muncul juga. Mungkin hanya dalam beberapa kasus seperti kloning misalnya. Lalu bagaimana dengan kehidupan ini yang terkadang secara tidak langsung ada yang membuat kesamaan itu muncul. Peristiwa lebih tepatnya yang sering terjadi.

Saat itu saya melakukan kesalahan, anggap saja tidak menghiraukan seorang teman (sebut saja Si A). Dia mungkin sangat memperhatikan dan peduli pada saya, dan saya menganggap sebagai seorang teman yah sudah biasa diantara kami melakukan kesalahan. Mungkin saat itu saya juga tidak sadar ternyata membocorkan rahasianya pada orang lain. Dan ia akhirnya memusuhi saya selama beberapa lama. Namun, dalam jangka waktu tersebut ternyata dia membalas saya dengan membocorkan beberapa rahasia saya pada orang lain. Lalu, apa bedanya dia dengan saya?

Beberapa lama saya dan Anda berteman dekat, sampai-sampai mencurahkan segalanya dengan jujur. Anda bercerita pada saya tentang seseorang yang menurut Anda adalah seseorang yang tidak konsisten dalam bekerja. Anda menganggap bahwa ia merupakan orang yang tidak patut diberi kepercayaan lebih sebagai seorang petinggi. Beberapa waktu kemudian Anda mendapat kepercayaan lebih juga dalam suatu proyek, namun ternyata Anda tidak bisa melakukan tugas tersebut dengan maksimal. Dan Anda juga tidak konsisten terhadap program-program Anda. Bagaimana denganpernyataan Anda sebelumnya?

Ada seorang teman mengatakan bahwa Anda adalah orang yang egois dan mau menang sendiri. Awalnya Anda diam saja dan mencoba menerimanya. Setelah beberapa lama lebih dekat dengannya, dia ternyata tak mau mengalah ketika memutuskan sesuatu untuk bersama. Dia memilih jalan yang aman untuk dilewatinya dan dengan sangat santai tidak memperdulikan Anda. Entah tanpa sadar apakah dia memang berusaha membalas Anda atau justru sebenarnya dia juga egois. 

Anda bercerita pada saya bahwa Anda memiliki trauma pada pacar Anda sebelumnya. Anda mengatakan bahwa ia dulu telah mempermainkan perasaan Anda dan hanya mau berhubungan dengan Anda karena memang ada yang diinginkannya. Beberapa lama kemudian, Anda mendapatkan seorang pacar baru yang lebih baik dari mantan Anda. Anda terlihat sangat menyayanginya, dan mengatakan bahwa dia adalah sosok yang baik karena selalu menuruti apapun permintaan Anda. Baru beberapa lama menjalani hubungan itu tiba-tiba Anda memutuskan untuk mengakhiri hubungan itu tanpa sebab yang jelas. Anda hanya mengatakan pada saya, "Aku trauma, nanti saat aku sudah benar-benar menyayanginya malah dia pergi seperti mantanku yang dulu." Lalu, apa bedanya Anda dengan mantan Anda?

Ini hanya sedikit cerita yang mungkin saya tahu atau saya dengar. Tapi tentunya tidak semua benar-benar baik untuk dicontoh. Mungkin dapat digunakan sebagai refleksi, apa yang harus kita lakukan selanjutnya. Meski memang manusia bukanlah makhluk sempurna dan sering melakukan kesalahan, tapi bisa juga kesalahan itu justru sengaja dilakukan. Beberapa orang berpikir bahwa karma itu ada, tapi cobalah ingat-ingat bukankah hukum timbal balik lebih universal? Tumbuhan dan hewan saja bisa melakukan, kenapa manusia tidak.

Mungkin terasa seperti sindiran, tapi semoga bermanfaat.. =)

Kisah Kita - Ari Lasso


Tak mungkin lagi aku jalan denganmu
bila semua rindu yang ada telah hilang
lupakan saja janji tuk selalu bersama
bila akhirnya hanya buatmu tersiksa

Jangan paksakan untuk bertahan
bila tak ada cintamu lagi
untukku untuk aku

Kau diam saja saat ku ajak bicara
seakan tak ada aku lagi di depanmu saat ini

Jangan paksakan untuk bertahan
bila tak ada cintamu lagi
biarkan aku pergi darimu
akan ku simpan yang baik saja
tentang kamu, semua kisah kita

jangan paksakan untuk bertahan
bila tak cinta lagi

Jangan paksakan untuk bertahan
bila tak ada cintamu lagi
biarkan aku pergi darimu
akan ku simpan yang baik saja
tentang kamu, tentang aku, kisah kita

Apa Bisa - Kotak


Jika aku jadi kamu, aku akan dengarkan
Jika aku jadi kamu, aku akan perhatikan
Yang ku keluhkan, selalu
Pantasnya kamu dengarkan aku dulu

Kali ini apa masih bisa
Aku tahan denganmu
Sebenarnya apa masih bisa
Kamu sayangi aku, apa bisa

Jika aku jadi kamu, tidak sulit mengalah
Karena aku ingin lama, sama kamu berjalan
Yang ku keluhkan, selalu
Pantasnya kamu dengarkan aku dulu

Kali ini apa masih bisa
Aku tahan denganmu
Sebenarnya apa masih bisa
Kamu sayangi aku
Apa bisa, apa bisa, apa bisa
Kali ini apa masih bisa

Kali ini apa masih bisa
Aku tahan denganmu (aku tahan denganmu)
Sebenarnya apa masih bisa
Kamu sayangi aku (apa bisa)
Kali ini apa masih bisa (apa bisa)
Sebenarnya apa masih bisa (apa bisa)
Kali ini apa masih bisaKita bersama-sama...apa bisa

Pilihan Hati - Hello Feat Mega


Ayah ku punya cerita
Saat ini ku tak sendiri
Ibu dengarkanlah aku
‘kan ku bawa pulang kekasih hatiku
Seseorang yang akan mengisi hariku

Dengan dirimu aku bahagia
Dengan dirimu ku temukan cinta
Dengan dirimu akan ku lewati semua
Sisa hidupku bersamamu
 
Ayah Ibu maafkanlah aku
Pilihanmu bukan pilihan hatiku
Hanya dia dia kekasih hatiku
 
Dengan dirimu aku bahagia
Dengan dirimu ku temukan cinta
Dengan dirimu akan ku lewati semua
Sisa hidupku bersamamu
 
Dengan dirimu dengan dirimu aku bahagia aku bahagia
Dengan dirimu ku temukan cinta
Dengan dirimu akan ku lewati semua
Sisa hidupku bersamamu
Sisa hidupku bersamamu
Ayah Ibu maafkanlah aku

Kamis, 02 Agustus 2012

Mirip Belum Tentu Sama


Cukup banyak sepertinya yang mengatakan bahwa aku orang yang terlalu sabar. Memang tak mudah menghadapi semuanya dengan penerimaan dan pikiran yang selalu positif. Terkadang terlihat seperti aku yang selalu terpojok, tapi aku pun mungkin tak tahu bahwa dia merasakan hal yang sama seperti yang ku rasakan itu. 

Ku pikir aku sudah cukup sabar menghadapinya, tapi sepertinya masih belum. Ya, aku masih ingat ucapanku sendiri, "Kesabaran itu tak berbatas, tapi kemauan untuk sabar yang berbatas."

Aneh rasanya saat aku sendiri mengakui bahwa sebenarnya kami sama saja. Sama-sama egois, sama-sama tak mau disusahkan, bahkan sama-sama pemarah (mungkin). Kadang sulit rasanya untuk mengakuinya dan itu yang terkadang membuatku merasa 'lebih' darinya. Padahal ya, sama saja.

Tapi apa dia tahu itu? Tahu apa yang sebenarnya ku pikirkan dan ku rasakan? Sepertinya tidak, atau lebih tepatnya belum. Dan sekali lagi aku harus 'mau' mengakui bahwa itu sama. Aku juga tak tahu kalau ternyata dia juga memikirkan atau merasakan hal yang sama denganku.

Cukup dengan sabar saja kah? Atau disertai dengan ikhlas? Atau bahkan diperlukan toleransi juga? Ya, semuanya mungkin masih belum cukup untuk memberikan kekuatan menghadapi segalanya secara utuh. Bahkan terkadang memahami kemauan diri sendiri saja masih belum mampu, lalu bagaimana bisa memahami kemauan orang lain? Sama saja kan? Sabar dengan kondisi diri sendiri saja masih sulit, bagaimana bisa mengatakan bahwa diri ini sudah sabar dengan orang lain?

Saat ini yang ku tahu adalah aku penganut paham humanis. Bagiku setiap manusia bisa saja melakukan hal yang sama dengan manusia lainnya, meskipun mungkin pada waktu yang berbeda. Dan aku benar-benar harus mau menerimanya, mempraktekkannya, menerapkannya pada diriku sendiri dulu dan baru mencoba menerapkannya pada orang lain.


NB : 
Kalau ada yang merasa tersinggung atau sakit hati dengan tulisan ini, saya minta maaf. Saya hanya mencoba mengungkapkan sedikit persepsi saya saja.
:)

Keindahan Sebuah Tulisan

Menulis itu mudah.. Tapi saat kau tak tau apa yg ingin kau tulis mungkin rasanya akan berbeda..
Menulis adalah salah satu cara untuk mengurangi beban otak..
Tiap tulisan punya kekhasan masing2 dari setiap penulisnya..
Selalu ada makna tersendiri dibalik setiap tulisan..
Karena itu, menulislah..
Menulislah dengan indah..Menulislah dengan keindahan ide pikiranmu..
Menulislah dalam setiap luang waktumu..
Kelak, tulisan itu akan menjadi peninggalan berharga untuk anak cucumu..
Tinggalkanlah kenangan bermanfaat untuk generasi setelahmu, agar mereka mengerti dan mampu menghargai setiap hasil karya seseorang..
:)

Warna-warni Dunia


Saat kamu sudah merasa semuanya lebih baik setelah dia pergi dan kemudian ternyata dia kembali menghampirimu, terimalah itu apa adanya.. Karena sebenarnya Allah swt sudah punya rencana lain untuk kalian..

Ketika kamu bertemu dengan orang yang kamu anggap salah, itu adalah takdir.. Dan ketika kamu merasa harus memutuskan untuk meninggalkannya, itu adalah pilihan..

Allah swt menciptakan persimpangan bukan tanpa alasan, tapi memberimu kesempatan memilih mana yang menurutmu baik.. Tapi tetaplah yakin dari setiap pilihan itu akan selalu ada yang terbaik dari-Nya..

Jika kamu membutuhkan jawaban atas pertanyaanmu sendiri, yang kamu butuhkan adalah kemantapan hati atas apa yang kamu pilih sebelumnya..

Tidak semuanya bisa kamu ceritakan pada orang yang kamu percaya, karena mereka mungkin saja akan merubah segalanya, termasuk keyakinan pada dirimu sendiri..

Meminta maaf selalu membutuhkan keberanian dan kebesaran jiwa, tapi memaafkan lebih membutuhkan kelapangan dan keikhlasan hati..

Membalas perlakuan baik orang lain padamu sudah pasti balas budi, tapi membalas perlakuan buruk orang lain padamu berarti kau belum dewasa..

Allah swt menciptakan manusia selalu dengan lebih banyak kelebihannya daripada kekurangannya.. Tergantung bagaimana dia mengelolanya..

Allah swt akan menunjukkan mana yang memang jalanmu dan itu sudah pasti yang terbaik..

Kalo kamu dikasih kelebihan sama Allah swt, hati-hati kalo ngomong! Jangan gampang marah dan suka ngomong jelek ke orang lain.. Nanti kalo sampe kejadian malah kamu yang nyesel..

Kamu nggak pernah tau apa yang kamu rasakan tentang orang lain itu gunanya apa dan sampai kapan, tapi yang perlu kamu tau itu tetap pemberian Allah swt..

Masih Ada Ibu dan Ayah


Ibu, Mama, Umi, Bunda… Ada berbagai macam panggilan untuknya, dia yang telah melahirkan aku, kamu, dia, bahkan mereka yang mungkin juga tak kau kenal. Tapi dari sekian banyak panggilan itu, adakah yang merubahnya? Tidak. Sama saja. Kedudukannya masih spesial karena kemuliaannya mengandung selama 9 bulan dan tentu saja melahirkan. Tak salah juga pepatah yang sering kita dengar bahwa surga berada di telapak kaki ibu.

Kita tak bisa mengingat saat kita dalam kandungan, ataupun bagaimana beliau merawat kita saat bayi. Tapi apa yang beliau rasakan saat itu masih tergambar jelas pada raut wajahnya dan matanya yang hingga saat ini selalu mencoba menjaga kita. Tertawa saat kita tertawa, menangis saat kita bersedih, dan mencoba lebih tegas saat kita melakukan kesalahan. Tegas lho ya! Bukan  marah. Istilah marah hanya muncul karena kita melihat ketegasannya dari sisi lain, ego kita. Bukan dari sisi beliau melakukannya.

Terkadang pandangan kita sebagai seorang anak jauh berbeda dengan orang tua kita, tak hanya ayah, ibu juga. Larangan berteman dengan  si ini atau si itu, pulang larut malam, harus banyak makan sayur, hati-hati di jalan, atau masih banyak lagi. Rasanya ingin marah tapi juga sedih, dan yang bisa dilakukan hanya menangis lalu masuk ke kamar lagi. Bukankah kebanyakan dari kita seperti itu? Lalu pernahkah kita memikirkan alasan mengapa ayah atau ibu melarang kita melakukannya? Mudah sebenarnya, logis pula.

Beliau tak ingin kita terjerumus dalam pergaulan yang salah, tak semua teman kita akan menjadi teman sejati sampai tua nanti kan? Bukankah pertemanan itu sebenarnya hanya sebagian dari simbiosis mutualisme sebuah kepentingan? Banyak pula peristiwa buruk yang dialami dari persahabatan. Tak semua teman-teman kita juga mau menerima kekurangan kita. Tak juga sahabat. Beliau hanya ingin kita berhati-hati saja, karena tak ada satu orang pun yang dapat dipercaya 100%. Sebenci-bencinya orang tua terhadap anaknya, apakah mereka tak akan mau menerima anaknya kembali meski telah melakukan kesalahan fatal? Hati kecil mereka masih utuh untuk menerima kita, apalagi ibu yang sudah mengandung dan melahirkan kita.

Saat kita mulai beranjak dewasa, yang laki-laki bermalam mingguan dengan pacarnya atau yang perempuan didatangi lelakinya. Pernahkah kita berpikir bahwa orang tua kita mencemaskan kita? Apalagi jika pulang hingga larut malam? Bukan karena tak percaya pada pasangan, tapi lebih ingin menjaga. Karena nanti setelah kita menikah, tanggung jawab itu akan berpindah pada pasangan baru kita. Lihatlah saat kebanyakan orang menikah, mereka akan menangis karena mungkin ini jadi salah satu cara membahagiakan orang tua. Lalu ibu, menangis terharu karena anak yang telah beliau kandung, lahirkan, dan dirawat telah sedewasa itu hingga mampu mengemban tanggung jawab yang lebih berat lagi.

Pernahkah kita juga menyadari bahwa ibu juga ingin dimanja oleh anaknya? Bukan hanya soal balas budi, tapi lihatlah sedikit ke masa lalu. Saat kita sakit atau menangis sedih karena suatu permasalahan, ibu akan selalu menjadi yang pertama menanyakan keadaan kita. Bahkan ayah pun ikut mengkhawatirkan kita meski mungkin tak mau menunjukkan kekhawatirannya. Beliau juga ingin diperhatikan anak-anaknya yang mungkin karena mulai beranjak dewasa akan perlahan pergi menomorsatukan urusan mereka yang lain daripada orang tuanya. Lalu saat kita pergi jauh, beliau akan merasa kesepian. Tapi tak selalu menghubungi kita dan menanyakan keadaan kita kan? Itu bukan berarti tak peduli, tapi setidaknya beliau sudah mempercayai kita untuk menentukan jalan kita sendiri.

Banyak peristiwa yang tidak kita sadari sesungguhnya membawa kita pada keadaan yang lebih baik. Tapi ego dan kondisi lingkungan memang lebih banyak membuat kita menghabiskan waktu yang sia-sia. Jangan sia-siakan saat pikiran positif itu datang dan mengungkap segala kasih sayang orang tua kita! Jalani dan lakukan apa yang masih mampu kita lakukan sebelum ayah dan ibu kita pergi meninggalkan kita, karena kita takkan pernah tahu siapa yang akan pergi lebih dahulu.

Wanita Terlukis Indah di Dunia


Sadarkah para wanita, bahwa sebenarnya mereka itu lebih kuat dibanding dengan pria? Ingatkah pada kasih sayang ibu pada anaknya? Dan bagaimana seorang wanita tetap bertahan sebagai single parent?
Berbagai macam anggapan tentang wanita di zaman yang sudah modern ini semakin ramai bermunculan. Di awali saat Ibu Kartini yang memperjuangkan hak-hak wanita hingga membuatnya sebagai pahlawan bagi para wanita lainnya. Kemudian munculnya banyak wanita karir menjadi sebuah fenomena tersendiri. Namun, dibalik itu semua sebenarnya para wanita memang telah diberikan kekuatan tersendiri oleh Yang Kuasa.
Secara fisik seorang wanita diciptakan memang tak jauh berbeda dari seoarang pria. Namun sebenarnya terdapat banyak perbedaan antara wanita dan pria. Lihatlah tutur katanya yang halus dan lembut, kasih sayangnya yang tulus, tingkah lakunya yang lemah lembut, serta pola pikirnya yang lebih menggunakan perasaan. Mereka diberikan keistimewaan dengan kepekaan perasaannya pada darah dagingnya dan orang-orang terdekatnya.
Lihatlah saat seorang ibu yang baru saja melahirkan, beliau dengan sabar dan lembut menyusui bayinya. Beliau rela tidak tidur semalaman demi menjaga sang bayi agar tidak terganggu oleh nyamuk ataupun terbangun dan menangis. Dengan ketulusan hatinya, beliau Hingga saat sang anak belajar bersepeda, jatuh, dan terluka, ibu takkan marah. Beliau dengan sabar mengobati luka anaknya dan menenangkannya agar tak menangis lagi.
 Kemudian saat sang anak telah tumbuh dewasa dan memutuskan untuk hidup sendiri yang mungkin jauh darinya, beliau hanya menangis terharu dan rela melihat anaknya telah tumbuh dan mampu hidup mandiri. Di saat sang anak telah berada jauh dari ibunya, dan ia mengalami sebuah hal yang menyedihkan atau musibah, ibu dengan kepekaannya seakan tahu apa yang dirasakan oleh anaknya. Hanya ibu lah yang mengerti bagaimana cara mengasuh anak dan menyayanginya sepenuh hati, hingga dalam saat apapun beliau mengerti apa yang dirasakan oleh anaknya. Seperti yang digambarkan oleh sebuah peribahasa kasih ibu sepanjang masa, kasih anak sepanjang galah.
Kemudian dengan berkembangnya zaman, hingga tahun 2010 ini hampir berakhir telah diketahui banyak kasus perceraian dikalangan wanita muda kita. Berbagai macam alas an diungkapkan, entah karena ketidakcocokan atau karena perselingkuhan sang suami. Namun meski berbagai macam kasus dan kesedihan  melanda mereka, mereka tetap kuat dan tegar. Mereka rela untuk bertahan tidak menikah lagi dan menjadi single parent bagi anak-anak mereka. Faktanya meskipun kebanyakan wanita korban perceraian tersebut lebih memilih sebagai single parent, tapi mereka masih sanggup membiayai dan menyayangi anak-anak mereka selama bertahun-tahun.
Kemudian ketika seorang wanita memutuskan untuk bekerja, tak main-main mereka rela mengambil resiko pekerjaan yang mungkin itu hanya dilakukan olah para pria. Seperti pernah diketahui dari sebuah stasiun televisi yang menyiarkan tentang berita adanya seorang wanita yang bekerja sebagai sopir bus trans Jakarta. Saat ia ditanya mengapa ia mau bekerja sebagai sopir, ia hanya menjawab bahwa ia ingin menjawab tantangan pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh kaum pria tersebut.
Sebenarnya begitu banyak keistimewaan yang dimiliki para wanita, namun mungkin semuanya hanya tertutupi oleh kuasa para pria yang lebih terlihat dan dianggap kuat. Padahal faktanya, wanita lah yang lebih kuat daripada pria. Jadi berbanggalah wahai kaum wanita.