Minggu, 25 Mei 2014

Review PBR Vs Persegres 26 Mei 2014


Hmm.. Mencoba sedikit review strategi kedua tim selama beberapa pertandingan lalu.. 
Karena tidak terlalu memahami soal strategi, jadi reviewnya sedikit banyak jg dr performa sama masalah mental pemain..



Pelita Bandung Raya (PBR)

Tim ini semenjak d pegang Dejan Antonic jadi punya banyak kelebihan. Baik dr segi teknik, taktik, dan strategi maupun secara mental dr pemainnya.
Cara ngelatihnya termasuk tegas dan keras. Dia selalu mengajarkan anak buahnya utk berani mengambil keputusan sendiri d lapangan. Yah, pastinya sekeras apapun permainan anak buahnya, mereka jg harus bisa menggunakan cara yg bersih. Terbukti dr beberapa pertandingan terakhir, meskipun sempat rusuh lawan Persib tapi toh buktinya bisa meredam permainan Persib.

Dr beberapa kali uji coba PBR, Dejan mencoba strategi baru. Dia lebih menekan pemainnya utk bermain lebih menyerang. Sempat uji cobanya sampai hujan gol. Waktu itu dia mencoba formasi 4-1-4-1. Strategi ini d anggap cukup kuat buat nekan lawan tandingnya, karena memang PBR punya pemain2 tengah dan belakang yg mau ikutan naik menyerang. Namun, sayangnya menurutku para penyerang PBR masih termasuk kurang maksimal ato egois kali ya. Kebanyakan Gaston dan Bepe menunggu bola matang masuk menjadi santapan mereka. 

Karena tipe permainan PBR termasuk keras dan berani jadi ya mental pemainnya masih banyak yg perlu d perbaiki. Terutama masalah emosi. Banyak pemain mereka yg berani main keras sampai ujung2nya kena kartu. Beberapa pertandingan lalu, terihat kalo beberapa pemain mudah terpancing emosinya oleh pemain lawan. Sampai akhirnya mereka pun membalas dg ikut bermain lebih keras.

Mungkin utk meredam permainan PBR bisa dilakukan dg bermain lebih sabar dan fokus. Tidak terburu-buru menyerang ato terpancing emosi mereka. Sama satu lagi, Rizky Pellu dan Musafri itu perlu d jaga ketat. Kebanyakan serangan PBR kan yg naik turun mereka berdua. Terus utk penyerang sih perlu man to man sama Bepe ato Gaston. 



Persegres

Semenjak d latih Alfredo Vera, banyak perubahan yg bagus d tim ini. Apalagi masalah fisik, taktik, dan strategi. Yg bikin salut, dia jg menciptakan suasana sersan (serius tapi santai) sama anak buahnya. Selain itu, dia berani ambil keputusan utk mengubah metode latihan dg sekaligus memaksimalkan latihan fisik. Selama ini, jam latihan yg cuma 1,5 jam benar2 d manfaatkan sama Vera. Pemanasan, latihan taktik, latihan fisik, game, fisik lagi, baru pendinginan. Memang model pelatihannya termasuk keras dan tegas, tapi faktanya dia masih mampu mengajak bercanda anak buahnya biar nggak terlalu tegang jg kali ya.

Selama jeda pertandingan, karena Vera baru menangani Persegres sekitar kurang dr sebulan ya belum ada uji coba sih. Paling2 cuma d bikin game yg kadang ngundang beberapa pemain U-21 utk melengkapi pemain waktu game. Selama ini strategi yg d pake adalah memaksimalkan peran sayap buat membantu serangan. Sering jg langsung counter attack. Kalo dulu kelihatan tumpuan permainan ada di Matsunaga dan Reza, sekarang masih ada David dan Habib yang ikut naik total menyerang. Matsunaga masih sering gantian sama Reza yg d dukung Pedro. Jd strateginya, menumpuk pemain d lini tengah utk lebih berani menyerang. 

Selama ini permasalahan utama Persegres ada d fokus yg gampang hilang. Padahal menit2 awal sudah bisa menyerang penuh dan memasukkan gol terlebih dulu, tapi nanti d babak kedua tiba2 drop sampai akhirnya kebobolan dan kemenangan pun pupus. Para pemain Persegres masih memiliki mental yg gampang jatuh, karena itu perlu dukungan yg kuat bukan sekedar menuntut utk menang. Mereka sudah sadar kewajibannya pasti meraih hasil maksimal. Seringkali dari mereka kehilangan fokus setelah merasa mencetak gol terlebih dulu, bisa jg sih d sebut jumawa (sombong).

Mungkin cara paling  mudah utk meredam permainan Persegres ya dg mempermainkan fokusnya. Selain itu terkadang dg tekanan dr lawan yg bertubi-tubi jg bisa membuat para pemain mudah lelah naik turun menyerang. Utk meredam pemain setidaknya menjaga ketat Matsunaga dan Reza cukup manjur, karena seringkali ketika dua pemain itu d jaga ketat ya akhirnya serangan k kotak pinalti sering mentah.



Ini review sih cuma opini, mungkin ada yg kurang setuju jg. Lagipula hasil d lapangan yg menentukan ya mereka yg bermain. Mereka yg beradu fisik dan strategi. Yg pasti, doa dan usaha selalu berjalan beriringan mengantarkan pd kesuksesan.. 
:)