Passion Senior, Semangat Junior!
Dua hari yang lalu, tepatnya
Selasa, 6 Oktober 2015 aku menghabiskan sebagian waktuku berada di Kompleks
Olahraga Petrokimia. Setelah lama tidak pergi ke sini entah untuk sekedar
melihat anak-anak kecil berlatih sepakbola atau hanya jogging sebentar.
Sore itu ku awali dengan jogging berkeliling sekitar 4 putaran dengan berhenti sejenak untuk
melihat ada anak-anak SSB Petro sedang berlatih sepakbola. Entah ada berapa
kelompok usia waktu itu, yang ku lihat hanya sekejap ada perbedaan tinggi badan
di antara 3 lingkaran dalam satu lapangan. Mereka beradu skill dengan teman-temannya didampingi pelatih masing-masing.
Terkadang ada pula yang berteriak pada pelatihnya agar segera diberi kesempatan
bermain.
Lucu melihatnya. Usia yang masih semuda itu begitu
bersemangat berlatih sepakbola tanpa mempedulikan konflik yang terjadi pada
para pesepakbola senior mereka. Bahkan mungkin jauh lebih senior dibanding
mereka. Sesekali sambil tertawa. Terkadang pula harus saling beradu fisik untuk
merebut bola dari kaki temannya yang lain. Namun, tak ada pertengkaran di
antara mereka. Hanya terdengar teriakan-teriakan, “Ayo oper sini!” atau “Hei,
aku belum dapat bolanya.”
Setelah beberapa kali berputar melihat mereka selagi jogging, sayup-sayup terdengar suara
teriakan-teriakan bermain bola dan peluit dari dalam stadion. Ya, stadion
kebanggan publik Gresik semenjak dulu, Stadion Tri Dharma. Setiap Selasa dan
Kamis sore, serta Sabtu pagi selalu ramai dengan bapak-bapak karyawan maupun
para putra daerah yang ingin berlatih bola bersama.
Hari itu di lapangan utama yang ku lihat adalah para
‘senior’ yang hamper tak ada yang ku kenal. Iya, bapak-bapak lebih tepatnya. Di
sampingnya, track lari digunakan
untuk para anak atletik yang sedang latihan marathon dan estafet. Masih anak-anak lho yang ikut latihan atletik
ini, yah sekitar usia SD-SMP sepertinya. Kemudian di lapangan samping tribun
ekonomi, A2 ada beberapa putra daerah yang asik bermain bola kucing-kucingan.
Sebagian besar di antara adalah para pemain sepakbola
yang kemarin masih mengikuti kompetisi nasional. Kemudian terhenti karena
adanya konflik di tubuh PSSI. Sebut saja, Wismoyo, Agus Indra, Herman
Rhomansyah, Ahmad Junaidi, Sauqi, Kurniadi, Mulyanan, dan lainnya. Mereka masih
bersemangat bermain sepakbola di tengah kompetisi yang sudah berhenti ini.
Canda tawa mereka sesekali terdengar. Aku kagum dengn semangat mereka mencintai
sepakbola yang sudah menjadi profesi mereka itu, bukan hanya sekedar hobi
maupun passion.
Lalu perhatianku berpindah dan tertuju pada 2 sosok anak
kecil yang sedang bermain bola di belakang gawang. Masih SD nampaknya. Mereka
mengambil salah satu bola yang keluar dari lapangan utama dan memainkannya
mengoper pada satu sama lain secara bergantian. Canda tawanya terdengar
sayup-sayup menggodaku untuk ikut tertawa melihat tingkah laku mereka. Hingga
akhirnya aku tertawa lepas sendiri karena melihat salah satu anak tersebut
terjatuh saat akan menendang bola pada temannya.
Temannya ikut tertawa. Anak yang terjatuh ini tak kunjung
bangkit dan berdiri. Dia menggosok-gosok pantatnya yang sakit karena terjatuh
di lapangan berpasir. Lalu sambil tertawa pula ia meminta temannya untuk
mengambilkan bola mereka dan bermain kembali.
Sejenak aku berpikir, kecintaan seseorang terhadap
sesuatu tak pernah bisa meredupkan semangat mereka untuk bangkit dari
keterpurukan. Baik yang berusia muda ataupun sudah tua. Jika ada satu pintu
yang tertutup, masih ada pintu lain yang sedang terbuka. Para senior memberikan
contoh semangat yang tak pernah padam untuk berusaha lebih baik, inilah yang
dapat dijadikan contoh untuk para junior agar dapat menjadi lebih baik dari
senior mereka. Selamat berjuang senior! Selamat berusaha lebih baik lagi adik-adik
junior!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar