Sudah hampir 3 bulan ini saya
mendapatkan berbagai macam pertanyaan mengenai permasalahan yang timbul di
banyak tim sepakbola di Indonesia. Bukan tanpa alasan mereka bertanya,
kebanyakan tahu saya juga selalu mengikuti kabar terbaru di persepakbolaan
Indonesia. Tak hanya soal masalah finansial yang sering diusut oleh PSSI
seiring dengan verifikasi tim-tim menuju pada unifikasi liga yang ‘katanya’
akan lebih baik dari sebelum-sebelumnya, tapi juga permasalahan utama yang
terdapat hampir di setiap tim.
Beberapa hari lalu saya
mengeluh pada salah seorang teman mengenai ilmu kepelatihan dalam
sepakbola. Saya ingin sedikit
mencocokkan dengan beberapa teori yang sempat saya dapatkan di bangku kuliah.
Saya mendapatkan buku berisi kurikulum mengenai sepakbola Indonesia yang
disusun oleh beberapa pelatih terkemuka tanah air. Di halaman tentang kepelatihan, saya
mendapatkan tulisan “titik lemah terbesar
pemain kita selain kualitas umpan dan kecepatan dalam bermain adalah mental dan
pengertian taktik” dan “titik lemah
pemain = titik lemah pelatih.”
Berulang kali pesan yang masuk
ke akun saya selalu menanyakan mengenai pergantian pelatih yang sudah terlampau
biasa dalam dunia sepakbola. Apalagi pergantian pemain yang sudah jelas tak
perlu diulas lagi. Kedua hal tersebut adalah hal yang sangat wajar dalam dunia
olahraga, bukan hanya dalam sepakbola yang merupakan olahraga tim. Tapi
nyatanya, masih banyak yang mempermasalahkan hal tersebut sampai berujung demo
ke manajemen klub.
Pada dasarnya, jika diruntut
asal mulanya, sebuah tim berawal dari klub. Klub ini dikelola oleh manajemen
yang kemudian mereka melakukan pembentukan tim. Dalam tim tersebut hanya
terdapat 2 elemen, yakni pemain dan pelatih. Dua hal yang sudah jelas amat
berbeda peranan dan bentuknya.
Klub dimanajeri oleh manajemen
yang bertugas mengelola pemasukan dan pengeluaran tim, selain itu mereka juga
bertugas memberikan fasilitas bagi timnya. Sedangkan tim dimanajeri oleh
pelatih, ya lebih tepatnya pelatih kepala. Karena kebanyakan tim-tim sepakbola
selalu memiliki pelatih kepala dengan asistennya dengan tugas mereka
masing-masing, misalnya asisten pelatih kipper, asisten pelatih fisik, asisten
pelatih yang membantu dalam pembentukan strategi maupun pengembang teknik, dan
mungkin asisten pelatih mental seperti yang dipunyai oleh Timnas U-19.
Lalu dimana peran suporter?
Pertanyaan yang mudah dijawab tapi sangat sensitif untuk dipertanyakan.
Suporter sering mendapat
sebutan sebagai pemain ke-13 dalam sebuah tim. Padahal jika dipahami dari arti
katanya yang merupakan kata serapan, suporter memiliki arti kata pendukung.
Berarti sebenarnya tugas
suporter hanya mendukung? Mendukung tim, klub, ataukah keduanya?
Bagi saya, arti kata mendukung
itu luas. Mednukung berarti memberikan dukungan penuh mengenai hal-hal yang
dianggap positif atau mampu memajukan baik tim maupun klub. Namun, mendukung
juga diartikan mau memberikan saran dan kritik pada yang bersangkutan jika
memang itu merupakan hal yang berguna bagi tim dan klub kedepan.
Untuk menjadi sukses, tim,
klub, dan suporter perlu bekerja sama. Bukan hanya saling mendukung dengan
memaksimalkan peranan masing-masing saja, melainkan dengan memberikan masukan
baik pada tim maupun klub. Hal ini terkadang langsung disangkut-pautkan dengan
masalah finansial. Padahal tidak sepenuhnya soal itu, selain soal materi,
mereka juga membutuhkan dukungan moril.
Berkaca dari beberapa tim
besar atau sebut saja tim sukses di Indonesia, seperti Arema Malang dan Persib
Bandung. Mereka sukses bukan hanya karena dukungan finansial saja bukan? Ada
manajemen yang selalu mengutamakan profesionalitas dalam mengelola klubnya,
kemudian pelatih dan pemain yang selalu saling berusaha mendekatkan diri dan
saling memahami peranan masing-masing di dalam tim, serta dukungan suporter
melalui kehadiaran mereka dan kemauan untuk selalu membayar tiket.
Lalu, apa ada yang akan
diperdebatkan lagi? Benang merahnya adalah kesuksesan sebuah tim bukan hanya
bergantung pada pelatih dan pemain saja, tapi manajemen dan juga suporter.
Kesuksesan sebuah tim adalah milik klub dan suporter tim tersebut.